Jumat, 25 November 2016

"WHERE IS EVERYBODY?"


Dimana semuanya?
Oleh : KristianW

“Ada banyak tempat di luar Bumi; ada banyak molekul kehidupan di mana-mana di angkasa luar; maksud saya, jumlahnya bermilyar-milyar, dan seterusnya. Adalah sangat mengejutkan bagi saya seandainya tidak ada kehidupan cerdas di angkasa luar. Tetapi tentu saja, hingga saat ini belum ditemukan bukti yang meyakinkan tentang keberadaan mereka.”
(Carl Sagan)
***
            “Where is Everybody?”
            Dimana semuanya. Itu adalah gagasan yang sudah aku dengar sejak kecil. Namun aku tidak pernah menghiraukan kalimat itu. Kalimat yang diucapkan oleh fisikawan asal Italia yang bernama Enrico Fermi pada tahun 1950. Ketika aku mendengar kalimat itu, aku tidak mengerti bahkan peduli dengan kalimat itu.
Lalu pada saat aku duduk di bangku SMP aku tiba-tiba bertemu lagi dengan kalimat itu. Dan kali ini karena dunia sudah modern, aku memutuskan untuk mencari tahu di internet. Ternyata itu adalah Paradoks Fermi dan setelah kucari tahu arti dari kalimat itu adalah: Jika alam semesta kita ini sangat luas dan banyak juga planet-planet didalamnya, tapi mengapa belum ada makhluk lain yang berwisata ke Bumi atau mengunjungi Bumi?
Aku merenung sejenak. Apa yang ada di pikiranku seperti, “Ah iya juga yah.” Mengapa kita hidup di semesta yang sangat luas ini, tetapi kita tidak pernah melihat adanya kunjungan dari makhluk lain? Belum lagi ditambah teknologi-teknologi yang sangat canggih. Bumi saja sudah secanggih ini, apalagi di tempat lain. Aku yakin mereka pasti sudah jauh lebih canggih dari manusia.
Akhirnya aku sangat penasaran. Aku terus mempelajari ini bahkan sampai menjadikan ini sebagai tujuan hidupku. Hingga akhirnya disinilah aku sekarang. NASA. Ya, aku adalah satu-satunya warga negara Indonesia yang bekerja di NASA. Memang aku mengakui aku sangat mahir fisika terutama di bidang Astronomi. Dan ini semua hanya karena satu kalimat.
Dan karena aku bisa menjadi bagian dari NASA, aku pernah masuk berita dan bahkan pernah dipanggil oleh presiden untuk diberi selamat tepat satu minggu sebelum aku berangkat ke kantor pusat NASA yang berada di Washington D.C, Amerika Serikat.
***
            Dengan perjalanan yang cukup lama dan melelahkan, aku pun akhirnya sampai di Amerika Serikat. Ketika aku sampai pertama kali aku sama sekali tidak mengenal siapapun. Dan aku pergi berkelana sendiri untuk mencari tempat tinggal. Akhirnya aku pun mendapat sebuah tempat yang cukup nyaman dan aku bisa tinggal disana.
            Hari pertama bekerja. Aku pergi ke kantor pusat NASA dan ketika kulihat didalamnya, Astaga! Tempat ini sangat besar dan luas. Dan sangat... tidak dapat kudeskripsikan dengan kata-kata. Karena terkejut dengan keindahannya. Aku sangat bangga dan senang bisa masuk ke tempat ini. Semakin lama aku berjalan-jalan, semakin timbul firasatku bahwa apa yang kucari selama ini akan terjawab.
            Ketika aku sedang berkeliling sambil mencari tempat dimana aku bekerja, BRAK! Tiba-tiba aku menabrak seseorang.
            “Um... maaf. Aku sedang melihat-lihat dan aku tidak melihat ada orang di depanku.” Ucapku meminta maaf.
            “Oh, iya tidak apa-apa. Apakah kau orang baru disini?”
            “Iya aku baru dan aku juga sedang mencari tempat aku bekerja.”
            “Hm... memangnya kamu ditempatkan dimana? Apakah kau ilmuwan atau astronot?”
            “Ya aku menjadi ilmuwan, dan aku ditempatkan di bagian Galaksi dan Perbintangan.”
            “Oh, Kalau begitu kita sama! Jangan bilang namamu adalah Reyhan Kantra!?” Ucapnya terkejut.
            “Ya aku tidak bilang tapi memang itulah namaku. Hahahah.”
            "Wow, ini adalah suatu kebetulan. Bosku berkata bahwa aku akan mendapat seorang rekan baru yang bernama Reyhan Kantra. Dan aku sudah bertemu tanpa harus dikenali oleh dia, hahahah.”
            “Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku benar-benar awam disini.”
            “Baiklah. Ada baiknya kita berkenalan dahulu. Namaku adalah Zevie, Zevie Simmons. Aku berasal dari Swiss. Bagaimana denganmu?”
            “Ya kau sudah tahu namaku. Namaku adalah Reyhan Kantra. Dan aku berasal dari Indonesia.”
            “Indonesia?! Itu adalah tempat yang sangat indah. Aku sangat ingin kesana! Terutama di Bali.”
            “Apa yang kau katakan itu benar, tempatnya sangat indah. Tapi itu hanyalah luarnya saja yang kau lihat. Kau belum melihat kedalamnya.”
            “Memangnya ada apa?”
            “Sangat buruk. Masalah dimana-mana. Masalah agama, ras, etnis, dan lain-lain. Ada juga orang-orang tidak bertanggung jawab yang merusak hutannya sendiri. Dan juga jika kau pergi ke ibukota, kau akan melihat sampah dimana-mana. Itulah sekilas tentang negeriku. Yah meskipun begitu itu adalah tempat kelahiranku. Dan aku akan membawa nama baik negeriku disini.”
            “Oh... ternyata tidak seperti yang kupikirkan. Tapi tidak apa, yang penting sekarang kau sudah disini dan sebaiknya kita sekarang menuju ke tempat bosku.”
            “Baiklah!”
            Kami pun pergi kesana dan di perjalanan kami melewati planetarium dan aku melihat ruangan yang mengontrol Teleskop Hubble. Itu adalah teleskop yang digunakan untuk melihat planet-planet dan bintang-bintang diluar sana. Aku benar-benar tidak sabar untuk masuk kedalamnya. Mungkin nanti, ketika aku sudah cukup dikenal nanti.
Lalu kami pun sampai di ruangannya.
            “Sepertinya kau sudah bertemu dengan rekan barumu, Zev.” Kata bosnya.
            “Ya pak, tadi saya tidak sengaja bertemu dengannya dibawah.” Jawab Zevie.
            “Baiklah, kau Reyhan. Bagaimana perasaaanmu setelah bisa menjadi bagian dari NASA? Oiya ngomong-ngomong nama saya adalah Isaac, Isaac Alexander. Dan mulai sekarang saya juga merupakan bosmu.” Tanya Isaac sambil memperkenalkan diri.
            “Yang saya rasakan saat pertama kali diterima disini adalah sudah pastinya senang sekali. Dan juga tidak disangka, saya bisa menjadi satu-satunya orang di negaraku yang bisa menjadi bagian dari NASA. Lalu ketika saya masuk kedalam sini, saya merasakan atmosfer yang sangat berbeda. Tempat ini benar-benar menakjubkan menurut pandanganku.” Jelasku.
            “Baiklah, mungkin cukup sampai disini perkenalannya. Kapan kau akan siap bekerja?” tanya Isaac.
            “Sekarang juga bisa... tapi saya belum tahu apa yang harus kukerjakan.” Jawabku.
            “Nanti Zevie akan menuntunmu apa tugas-tugasmu dan apa yang harus kau lakukan. Dia akan membantumu.” Jelas Isaac.
            “Baiklah, Reyhan. Sekarang kau ikut denganku. Aku akan memberi tahu apa saja tugas-tugasmu disini.” Ucap Zevie.
            “Siap.” Balasku.
            Akhirnya Zevie menuntunku ke meja kerjaku yang masih kosong dan ia juga mengajariku banyak hal disini. Ia adalah orang yang sangat baik. Baru saja berkenalan beberapa jam yang lalu, kini aku merasa kami sudah seperti saudara. Setelah itu aku langsung memulai pekerjaanku karena aku sudah mengerti apa saja tugas-tugasku.
***
            15 tahun berlalu. Aku masih bekerja di NASA. 10 tahun berada di Amerika, aku sudah sangat terbiasa dengan suasana disini, dan terkadang juga aku berlibur ke tanah kelahiranku untuk bertemu keluargaku dan teman-teman lamaku.
Kembali aku ke Amerika. Banyak yang berubah. Aku sudah semakin dipandang disini, aku sudah mengenal banyak orang dan juga sudah merasa seperti seorang senior disini. Namun ada satu hal pasti yang tidak akan berubah, yaitu rekanku Zevie dan bosku Isaac. Mereka adalah orang-orang terdekatku selama aku berada di NASA.
Aku juga terus mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan peradaban selain di bumi. Namun, aku tidak pernah mendapatkan apapun. Tidak sedikitpun. Aku hampir merasa sia-sia berada di NASA tapi tidak pernah menemukan informasi tentang peradaban asing. Meskipun begitu akhirnya juga aku tetap menjalani pekerjaan ini. Seperti mengikuti arus air yang terus mengalir dan mengalir.
***
            Suatu ketika tiba-tiba bosku Isaac memanggilku ke kantornya untuk membicarakan yang katanya ini adalah hal penting.
            “Halo, Reyhan.” Sapa Isaac.
            “Selamat siang, bos. Ada apa ya tiba-tiba memanggil begini?” Balasku.
            “Sudah berapa ribu kali saya katakan, panggil saya Isaac saja. Lagipula umur kita tidak terlalu jauh. Dan juga saya memanggilmu kesini untuk membicarakan suatu hal yang sangat penting.”
            “Baiklah, Isaac. Dan apa itu hal pentingnya?”
            “Jadi begini Reyhan, karena kau sangat berbakat dan juga berpengalaman di bidang Galaksi dan Perbintangan, saya dan para petinggi-petinggi NASA memutuskan untuk menawarimu sebuah pengalaman baru.”
            “Apa?? Pengalaman baru? Saya tidak mengerti kearah mana kau berbicara.” Ucapku ditambah dengan muka kebingungan.
            “Oke, kita langsung ke intinya saja. Apakah kau mau masuk ke Area 51?”
            “Hah? Area 51??”  Ucapku tersontak kaget. Aku tidak pernah tahu kalau Area 51 itu nyata atau itu hanyalah sebuah cerita-cerita yang dibuat oleh orang-orang. Dan tiba-tiba aku terpikir dengan tujuanku masuk ke NASA ini.
            “Iya, Area 51 yang sebenarnya. Saya mengerti Area 51 yang kau tahu hanyalah sebuah bandara yang terletak di Nevada. Tapi itu semua hanyalah untuk menutup-nutupi semua.”
“Kau bercanda...” Ucapku tidak percaya
“Tempat ini benar-benar nyata dan saya tidak berbohong sama sekali. Dan kembali ke pokok pembicaraan kita, para ilmuwan disana sedang dalam masalah dan mereka meminta bantuan ke NASA. Lalu saya merekomendasikan kamu untuk membantunya, dan mereka pun menerima itu.” Jelas Isaac.
            “Maaf tadi saya benar-benar terkejut. Baiklah aku akan membantu mereka, tapi dengan satu syarat.” Balasku.
            “Apa itu?”
            “Aku membutuhkan Zevie. Aku tidak mau mendapatkan rekan baru yang belum kenal bahkan dekat denganku. Sedangkan Zevie dia sudah seperti saudaraku sendiri.”
            “Oke, kalau itu saya bisa mengaturnya. Tapi yang terpenting, apakah kau mau?”
            “Baiklah, saya mau.” Ucapku dengan tegas.
            “Wow, okelah kalau begitu. Nanti kau akan berangkat dalam dua hari. Kau tidak perlu menanyakan tempatnya dimana, karena kami akan mengantarkanmu kesana dari sini.” Jelas Isaac.
            “Siap, bos... eh, maksudku Isaac. Jadi ada lagi yang mau dibicarakan?”
            “Tidak, sekarang kamu boleh keluar.”
            Aku pun keluar dari ruangan bosku dengan perasaan senang dan terkejut dan lainnya masih banyak lagi! Aku tidak pernah menyangka, setelah 15 tahun sudah aku lewati tanpa ada apa-apa, kini aku mendapatkannya!! Baiklah Enrico Fermi, aku akan memecahkan teka-tekimu itu. Dan aku akan membuat sebuah gagasan baru yang mematahkan kalimatmu itu cepat atau lambat!
***
            Dua hari sudah kulewati. Bertemu dengan pagi yang cerah, inilah saatnya aku melihat Area 51 yang sebenarnya. Aku pergi ke tempat aku biasa bekerja, dan ketika sampai jemputanku ternyata sudah menunggu.
Tapi ada sesuatu yang membuatku kecewa. Ternyata Zevie tidak diperbolehkan untuk ikut denganku kesana. Aku kecewa karena aku sangat ingin melakukan sesuatu bersama-sama dengan dia. Tapi apa boleh buat, aku sudah menerima ini jadi aku harus terus melanjutkannya.
            Lalu kami pun berangkat. Perjalanan kulalui hingga akhirnya sampai. Tempat ini benar-benar ditempatkan di tempat yang sangat tersembunyi. Aku tidak diperbolehkan untuk memberi tahu letak tempat ini ke siapapun bahkan kepada para pembaca ini sama sekali tidak bisa. Tapi yang ingin aku sampaikan adalah bahwa keamanan di tempat ini benar-benar ketat.
            Tempat ini benar-benar luar biasa menakjubkan! Ketika aku memasuki tempat ini aku disambut dengan beragam teknologi yang sangat canggih. Bahkan jauh lebih canggih dibandingkan dengan kantor pusat NASA atau tempat aku biasa bekerja. Setelah berjalan-jalan cukup lama tiba-tiba ada seseorang yang menghampirku.
            “Selamat datang di Area 51, Pak Reyhan. Perkenalkan namaku adalah Profesor El. Saya adalah pemimpin fasilitas ini.” Ucap orang itu sambil memperkenalkan diri.
            “Terima kasih Profesor sudah mengundangku kesini. Tempat ini benar-benar menakjubkan. Saya sampai mau pingsan rasanya ketika pertama kali masuk kedalam sini.”
“Hahahah. Kuanggap itu sebagai pujian.”
“Ngomong-ngomong bosku berkata kau sedang mengalami sebuah masalah.”
“Ya kami memang sedang mempunyai kendala di riset kami. Beberapa hari yang lalu kami mendapat sebuah pesan terenkripsi entah dari mana, dan masalahnya adalah komputer kami sama sekali tidak bisa mendekripsikan pesan itu. Maka dari itu kami meminta bantuan dari NASA untuk membantu kami mendekripsikan pesan ini. Dan kebetulan bosmu si Isaac itu berkata bahwa kau sangat ahli dalam memecahkan kode. Jadi, bisakah kau membantuku?”
“Hm... cukup menarik. Baiklah saya akan membantumu, saya akan mencoba mendekripsikan pesan itu dengan otakku sendiri. Jadi dimana ruanganku?”
“Asistenku akan mengantarkanmu ke ruanganmu. Jangan khawatir, peralatan kami sangat lengkap disana. Dan terima kasih sudah mau membantu.”
“Siap. Sama-sama Profesor, senang bekerja denganmu.”
Aku dituntun ke sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruanganku. Benar kata Profesor, peralatannya benar-benar lengkap. Bahkan ada beberapa peralatan yang tidak aku mengerti cara kerjanya, dan sisanya ya aku sudah biasa melihatnya di NASA.
Kumulai tugasku. Awalnya ketika aku melihat pesan yang terenkripsi ini, 1000% aku tidak mengerti apapun. Polanya, susunan hurufnya, bahkan tanda bacanya, benar-benar teracak-acak. Tapi aku tidak pernah menyerah, aku terus mengamati pesan itu.
Hampir 70 jam kulalui hanya bertahan di tempat dudukku tanpa tidur sama sekali, yang kulakukan hanyalah terus mencari dan mencari cara untuk mengartikan pesan ini. Hingga akhirnya ketika memasuki jam ke 71, aku menemukan rumus untuk mengartikannya. Rumus ini benar-benar rumit, sangat rumit. Untuk mengartikan satu kata saja aku membutuhkan waktu seharian. Tetapi aku terus mengerjakannya, karena aku yakin apa yang aku kerjakan sekarang berhubungan dengan hal-hal peradaban asing.
105 hari pun berlalu. Setelah tiga bulan lebih, AKHIRNYA! Perjuangan yang kulakukan selama ini tidaklah sia-sia. Aku berhasil memecahkannya!! Dan setelah kubaca semua pesannya, ya aku tidak dapat berkata apa-apa. Setelah itu aku langsung keluar dari ruanganku dan pergi menemui Profesor El.
“Hey Profesor! Profesor! Selesai!! Saya berhasil mengartikan pesan ini!”
“Oke, santai santai. Bisakah kau beri tahu darimana asal pesan itu?”
“Ya, pesan ini berasal bukan dari Bumi.”
“Lalu? Dari mana?”
“Saya tidak tahu pastinya, tapi saya yakin pesan ini berasal dari peradaban asing.”
“Maksudmu Alien?!”
“Yap.”
“Kau serius?! Sejujurnya, semenjak awal pembangunan fasilitas ini pada tahun 1970, saya tidak pernah melakukan kontak dengan peradaban asing atau alien itu. Memang tujuan dibangunnya fasilitas kami adalah mencari kebenaran tentang peradaban asing, tapi yang kami lakukan selama ini hasilnya adalah tidak ada.”
“Tapi, saya pernah melihat sebuah foto seperti alien dan UFO yang tersebar di internet dan konon katanya itu berasal dari sini. Ya memang sih saya kurang percaya keasliannya.”
“Kau benar, itu berasal dari kami. Itu hanyalah foto editan yang kami buat agar kami tetap dibiayai oleh pemerintah.”
“Jadi... begitu. Baiklah, tapi sekarang inilah kebenaran. Kau mau kubacakan pesannya?”
“Oke, silahkan.”
“Jadi begini isi pesannya, ‘Wahai manusia. Kaum fana yang tidak berperasaan. Apakah kalian tahu bahwa kalian adalah makhluk primitif yang dengan bodohnya meluncurkan banyak satelit ke luar angkasa ini? Kami tahu bahwa kalian memang semakin berkembang sedikit demi sedikit. Namun, itu semua masih tidak cukup untuk membuat kalian memiliki tingkatan derajat yang setara dengan kami. Ini adalah peringatan besar untuk kalian. Kami sudah cukup lama membiarkan kalian mencari informasi tentang kami, karena kami yakin kalian tidak akan bisa menemukan kami. Namun kalian menjadi pintar dan semakin pintar, jadi kami tidak akan tinggal diam. Jika kalian masih bersikeras untuk menemukan kami, kami tidak akan segan-segan untuk memunahkan peradaban kalian!’ – ZAD-342”
Profesor El hanya terdiam setelah kubacakan pesan itu. Ia benar-benar tidak bisa berkata-kata, mulutnya menjadi bisu seketika.
“Oke, Prof. Apakah kau yakin pesan ini merupakan asli dari luar sana?”
“Hm, ya saya yakin. Karena jika itu berasal dari orang iseng manapun yang bisa mengenkripsi sedemikian rupa, teknologi kami pasti dengan mudah mendekripsi itu. Dan ini, teknologi kami sama sekali tidak bisa membaca pesan apa itu. Untungnya kau muncul dan bisa memecahkannya.”
“Oke.... Jadi apa langkah kita selanjutnya?”
“S-Sejujurnya, saya sangat takut. Saya kira ‘mereka’ akan bersikap ramah jika kita menemukannya. Tapi kenyataan benar-benar berbanding terbalik dengan ekspektasi. Jadi apa yang akan kulakukan adalah... menutup fasilitas ini.”
“KAU SERIUS?! Tapi... Setelah 50 tahun lebih, kau ingin menutupnya?!”
“Ya, aku benar-benar yakin. 100% yakin. Saya tidak akan lagi bermain-main dengan dunia diluar sana. Saya selesai.”
Profesor langsung pergi meninggalkanku dan aku diperintahkan untuk meninggalkan tempat ini dan menyuruhku pergi dari sini secepatnya. Ya aku tidak terima ini karena mengapa menjadi seperti ini? segampang itu dia bisa langsung menutup fasilitas ini. Tapi karena ini sudah berurusan dengan alien dan juga ‘mereka’ mengancam, jadi aku menerima ini dengan ikhlas.
***
Berminggu-minggu sudah berlalu. Sesekali aku pernah pergi melihat letak Area 51 sendirian. namun ketika aku sampai di lokasi, aku tidak menemukan apapun. Yang kulihat hanyalah sebuah padang gurun kosong yang harusnya itu adalah tempat dimana fasilitas itu berada. Itulah hebatnya, mereka dapat menyembunyikan tempat ini sedemikian rupa, bahkan bisa juga menghilangkan jejaknya sedikitpun.
Aku akhirnya kembali melakukan pekerjaanku yang lama, yaitu di NASA. Kembali menjalani rutinitas seperti biasa disini. tapi yang kusenangi disini adalah aku bisa kembali bertemu dengan Zevie dan juga bosku yang lama, Isaac. Aku merindukan mereka, dan juga suasana disini, setelah tidak pernah keluar dari Area 51 selama 3 bulan lebih.
Tetapi yang terpenting setidaknya aku sudah mendapatkan pengalaman baru disana. Dan juga aku sudah menemukan jawabanku dari kalimat yang sangat membuatku bingung sepanjang hidupku. Tapi sekarang aku sudah tahu, bahwa kita tidaklah sendiri di alam semesta ini. Masih sangat banyak kehidupan yang ada diluar sana. Juga mereka sama seperti kita manusia, yaitu tidak mau diganggu.
Jadi aku, Reyhan Kantra, sudah memecahkan teka-teki Fermi dan dengan ini aku akan menyatakan gagasan baru yang bertolak belakang dengan kalimatnya. ‘Kita tidaklah sendiri.’
“We’re not alone.”
***
“Bagaimana ZAD-342, kau sudah mengirim pesannya?”
“Aku sudah mengirimkan pesannya tuan. Kita hanya perlu menunggu mereka yang ‘pintar’ itu mengartikan pesan dari kami.”
“Ha..Ha..Ha... manusia... manusia.. hanya seperti semut kecil bagiku yang dapat dipunahkan dengan mudah. Jika mereka masih tidak menghiraukan pesan itu, aku benar-benar akan menghancurkan Bumi. Mereka tidak tahu kalau mereka hanya hidup di sebuah simulasi komputer, yang hanya dengan satu klik dapat diledakkan.”
“Tapi tuan, Bumi ini adalah planet kesayanganmu. Kau sudah menjalankan simulasi ini sejak 4 miliar tahun yang lalu. Kau yakin akan tetap meledakkannya?”
“Ya... aku tidak akan segan-seg......”
...
...
“HAHHH!!!!”
...

“Oh... ternyata hanya mimpi. Syukurlah... Tapi tadi benar-benar terasa nyata. Semenjak keluar dari Area 51 jadi sering mendapatkan mimpi seperti ini. Sungguh mimpi yang aneh.”
...
-TAMAT-

NASA       = lembaga pemerintah milik Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program luar angkasa Amerika Serikat dan penelitian umum luar angkasa jangka panjang.
Area 51    = sebuah daerah terisolasi di bagian selatan Nevada, yang dimiliki oleh pemerintah Amerika Serikat, digunakan sebagai pusat pembangunan rahasia dan percobaan pesawat - pesawat tempur generasi baru. Terkenal juga menjadi tempat terlarang yang isinya merupakan riset-riset tentang alien.
UFO          = istilah yang digunakan untuk seluruh fenomena penampakan benda terbang yang tidak bisa diidentikasikan oleh pengamat dan tetap tidak teridentifikasi walaupun telah diselidiki.